div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 10px;width:210px;height:120px;">
Widget Animasi

3.01.2023

MODUL AJAR PEMANASAN GLOBAL

                                                                     MODUL AJAR

PEMANASAN GLOBAL : KONSEP DAN SOLUSI

 

INFORMASI UMUM

 

I.     IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun                   :     Winarni Listiawati, S. Pd

Satuan Pendidikan               :    SMA Negeri 1 Masbagik

Fase / Kelas                           :    E - X (Sepuluh)

Mata Pelajaran                     :    IPA (Fisika)

Prediksi Alokasi Waktu      :    2 JP (45 x2)

Tahun Penyusunan              :    2023

 

II.   KOMPETENSI AWAL

Sebelumnya, peserta didik telah membangun pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai fisika, kimia, dan biologi pada tujuh bab sebelumnya. Pengetahuan dan keterampilan dasar tersebut akan diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan yang terjadi akibat pemanasan global.

 

III.  PROFIL PELAJAR PANCASILA

Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

 

IV.  SARANA DAN PRASARANA

1. Laptop/Komputer PC      4. Video                                    7. Infokus/Proyektor/Pointer

2. Buku Teks                        5. Kertas Karton                       8. Speaker

3. Papan tulis/White Board  6. Lembar kerja                        9. Referensi lain yang mendukung

 

V.   TARGET PESERTA DIDIK

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

 

VI.  MODEL PEMBELAJARAN

Kooperative learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan

Teams Games Tournamen (TGT) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).


 

KOMPONEN INTI

 

I.     TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui tujuan pembelajaran berikut diharapkan peserta didik mampu :

· Menjelaskan menjelaskan pengertian efek rumah kaca.

· Menjajelaskan mekanisme terjadinya efek rumah kaca.

· Menjelaskan mekanisme terjadinya penipisan Ozon.

· Menyebutkan gas-gas penyebab efek rumah kaca.

· Menjelaskan fungsi efek rumah kaca.

· Menjelaskan anomali efek rumah kaca.

II.   PEMAHAMAN BERMAKNA

       Pemanasan global merupakan gejala peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi. Pemanasan global adalah suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses yag disebut efek rumah kaca.

III.  PERTANYAAN PEMANTIK

Apakah kalian pernah mendengar istilah rumah kaca ?

 

IV.  KEGIATAN PEMBELAJARAN

Subbab: 8.2. Efek Rumah Kaca

Sintaks

Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu

Pendahuluan

Membuka pelajaran

·     Do’a

·     Absensi

5 menit

Penyajian Kelas

·     Menyampaikan tujuan pembelajaran

·     Mengkondisikan kesiapan belajar peserta didik.

·     Memotivasi peserta didik

Kegiatan Inti

Siswa belajar secara kelompok

·      Bergabung kedalam kelompok yang telah dibagi oleh guru

·      Bekerjasama dengan teman sekelompok dengan berdiskusi dan mengerjakan LKM

80 menit

Permainan

Menjalankan permainan dengan jujur dan bersungguh-sungguh

Pertandingan

Menjalankan pertandingan sesuai dengan arahan dari guru dan mengumpulkan skor.

Pemberian penghargaan kelompok

Memberikan apresiasi kepada peserta didik.

Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi

·      Membuat kesimpulan jawaban yang benar dari permainan yang telah dijalankan

·      Membuat rangkuman tentang materi yang diajarkan pada saat itu

Penutup

Menutup pelajaran

Memberikan penguatan dan motivasi pada peserta didik serta mengarahkan untuk membaca materi selanjutnya.

5 menit

 

V.   ASESMEN/PENILAIAN

LKM (Asesmen Formatif)

 

VI.  REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Refleksi Guru:

·       Setiap akhir pembelajaran, guru perlu melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru dapat mengidentifikasi miskonsepsi pada peserta didik ataupun kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran untuk diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya.

 

Refleksi Peserta Didik:

Sebagai masyarakat global kita perlu memiliki sikap kebhinnekaan global. Bumi tempat kita tinggal bersama-sama ini harus dijaga dan dilestarikan, dijaga dari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Ini adalah tanggung jawab bersama.

Tuliskanlah refleksi berikut ini pada buku latihan Kalian:

·       Apakah yang sudah Kalian lakukan selama ini sehingga mengurangi terjadinya efek rumah kaca ?

·       Apakah Kalian mau mengubah sikap dengan cara turut menjaga kelestarian lingkungan?

·       Kontribusi apa yang sudah dan akan Kalian lakukan untuk melestarikan alam?

 

LAMPIRAN- LAMPIRAN

 

Lampiran 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

 

Lampiran 2

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Perubahan akhir akibat terjadinya pemanasan global sudah menjadi kosakata umum dalam percakapan masyarakat sehari-hari terutamadi kalangan ilmuwan.. Namun, fenomena ini masih belum dipahami secara tepat oleh masyarakat sehingga tidak jarang terjadi kesalahpahaman atau kesulitan dalam membedakan antara perubahan iklim dengan variasi iklim yang kadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak ekstrem. Seperti yang sudah sering kita alami adanya musim kemarau atau musim penghujan yang sangat panjang. Menghangatnya isu pemanasan global ini, mengingat timbulnya dampak yang sangat besar terhadap kehidupan di dunia yang diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim dunia dengan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Pemanasan global suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini yang menjadi biang keladi dari terjadinya pemanasan global melalui proses yang disebut efek rumah kaca.

Efek Rumah Kaca

Tahukan Anda apakah sumber energi yang terdapat di Bumi? Sumber energi di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu ratarata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C (59°F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.


Lampiran 3

GLOSARIUM

atmosfer lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi

pemanasan global peningkatan suhu rata-rata bumi akibat bertambahnya gas rumah kaca

gas rumah kaca gas-gas yg ada di atmosfer misalnya CO2. CH4.

nitrogenoksida yang menyebabkan pemanasan global

ozon gas yang terdiri dari 3 atom oksigen serta berperan melapisi bumi dari radiasi sinar ultra violet

 

Lampiran 4

DAFTAR PUSTAKA

Anna Permanasari, dkk., 2021, Buku Guru dan Buku Siswa: Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA Kelas X, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta.

Kemdikbud. 2020. Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:Kemdikbud.

Kemdikbud. 2021. Capaian Pembelajaran Fase E Mata Pelajaran Fisika, Kimia, Biologi. Jakarta

Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

https://www.neliti.com/id/publications/117974/melestarikan-keanekaragaman-hayatimelalui-pembelajaran-di-luar-kelas-dan-tugas

https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-teams-games-tournament.html

https://www.iberdrola.com/environment/melting-glaciers-causeseffects-solutions

 

5.24.2012

RANGKAIAN PENGUAT COMMON EMITER


A.    Pelaksanaan praktikum
1.      Tujuan                      : 
·         Mampu membuat rangkaian penguat common emiter .
·         Mampu menganalisis rangkaian penguat common emiter .
·         Mengetahui bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran pada rangkaian penguat common emiter.
2.   Waktu praktikum      :       Rabu , 29 Desember 2010
3.   Tempat                      :       Laboratorium  Fisika FKIP Universitas  Mataram.
                          
B.     Landasan Teori
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
  • Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
  • Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
  • Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
  • Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor(Wikipedia.org)

Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan  arus beban , maka VBE ( tegangan basis – emiter  ) bertambah dan arus beban bertambah beasr pula , sehingga titik q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban , dan VEC( tegangan emiter – colector) berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran ) bertambah besar melawan turunnya Vo oleh arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap ( Sutrisno, 1986 : 172 ).
Emiter menjadi bagian bersama untai masyukan dan keluaran . Resistansi keluarannya adalah resistansi didalam penguat yang terlihat oleh beban , resistansi keluaran, diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan beban ) = ∞ . Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat (Thomas sri widodo, 2002: 61-62 ).
C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.  Signal generator
b.   Multimeter
c.    Osciloscop

2.      Bahan
a.       Resistor ( 3 kohm ,27 kohm,dan 200 kohm )
b.      Kapasitor ( 1 mikro F dan 2 mikro F )
c.      Transistor BC 548
d.         Power suply dc + 6 volt

D.    Cara kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan
2.      Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini :



 




            Gambar 5.1 Rangkaian penguat common emiter 
3.      Memakai R1 = 200 kohm ,R2 = 27 Kohm , R3 = 3 kohm  C1 = 1 mikro F dan C2 = 2 mikro F .
4.      Mengukur tegangan basis dan terminal kolektor transistor Q dengan menggunakan multimeter dc.
5.      Memasang signal generator pada Vi dengan gelombang sinus pada frekuensi 1 KHz dan dengan amplitudo 1 mV .
6.      Mengamati gelombang output dengan menggunakan osciloscop ,dan menghitung gain ( penguat )nya.
7.      Mengubah frekuensi masukan dalam kisaran audio .

E.     Hasil pengamatan

Vi ( grafik tegangan masukan )
Vo( grafik tegangan keluaran )
Description: Ccklikg119





Description: D:\eldas\Ccklikg119.jpg

F.     Pembahasan
Pada praktikum ini membahas bagaimana cara kerja rangkaian penguat common emiter yang menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat, transistor di gunakan untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk “memaksa” arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Emitter (CE), Common-Base (CB), dan Common-Collector (CC).
Setelah merangkai alat berdasarkan buku panduan selanjutnya rangkaian dihubungkan ke signal generator dan osciloscop. Signal generator berfungsi sebagai pemroses sinyal masukan yang kemudian akan diubah menjadi tegangan keluaran yang berbentuk grafik gelombang yang berbeda . Grafik tegangan masukan yang kita berikaan berupa gelombang sinusoida. Setelah pengkaibrasian dilakukan dan pengaturan pada osciloscop dan signal generator didapat grafik tegangan keluaran berupa grafik gelombang sinusoida yang memiliki beda fase 180 derajat yang menghasikan gambar  gelombang yang terbalik dari gelombang sinusoida . Ini menunjukkan bahwa rangkaian common emiter ini berfungsi sebagai penguat.  Penguat emiter mempunyai titik kerja yang stabil. Pada tegangan emiter ini tidak terdapat tegangan emtter AC  karna pengaruh dari penggunaan kapasitor bypass . Jika kapasitor bypass terhubung  terbuka , akan terdapat tegangan antara emitter dan ground . Gejala ini akan segera dapat diidentifikasi sebagai kapasitor yang terhubung terbuka. Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan  arus beban , maka VBE ( tegangan basis – emiter  ) bertambah dan arus beban bertambah beasr pula , sehingga titik q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban , dan VEC( tegangan emiter – colector) berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran ) bertambah besar melawan turunnya Vo oleh arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap. Emiter menjadi bagian bersama untai masyukan dan keluaran . Resistansi keluarannya adalah resistansi didalam penguat yang terlihat oleh beban , resistansi keluaran, diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan beban ) = ∞ . Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat dan akan dihasilkan penguat emiter yang membuat grafik tegangan keluaran yang berbentuk gelombang sinusoida yang terbalik dengan gelombang sinusoida masukan.

G.    Penutup
1.      kesimpulan  
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian penguat common emiter , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.       Pada grafik tegangan masukan yang berupa gelombang sinusoida, dihasilkan  grafik tegangan keluaran berupa gelombang sinusoida yang tebalik 180 derajad .
b.      Jika kapasitor bypass terhubung  terbuka , akan terdapat tegangan antara emitter dan ground.
c.       Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat yang menghasilkan penguat emiter .

2.     Saran
a.       Pengertian dari coo. asst. mengenai asistensi pembuatan laporan yang baik sangat kami harapkan .
b.      Walaupun terdapat banyak alat yang rusak namun kehangatan bimbingan dari coo. asst. sangat kami ridukan .















DAFTAR PUSTAKA

Sri widodo, thomas .2002. Elektronika Dasar .Jakarta :Salemba Teknika.
Sutrisno.1986.Elektronika Teori dan Penerapannya.Bandung:ITB.
Malvino.2003.Prinsip-Prinsip Elektronika .Jakarta: Salemba Teknika.
http://Wikipedia.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.
http://Scrib.blogspot.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.
http://Loveheart.blogspot.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.