div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 10px;width:210px;height:120px;">
Widget Animasi

5.24.2012

RANGKAIAN PENGUAT COMMON EMITER


A.    Pelaksanaan praktikum
1.      Tujuan                      : 
·         Mampu membuat rangkaian penguat common emiter .
·         Mampu menganalisis rangkaian penguat common emiter .
·         Mengetahui bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran pada rangkaian penguat common emiter.
2.   Waktu praktikum      :       Rabu , 29 Desember 2010
3.   Tempat                      :       Laboratorium  Fisika FKIP Universitas  Mataram.
                          
B.     Landasan Teori
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
  • Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
  • Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
  • Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
  • Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor(Wikipedia.org)

Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan  arus beban , maka VBE ( tegangan basis – emiter  ) bertambah dan arus beban bertambah beasr pula , sehingga titik q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban , dan VEC( tegangan emiter – colector) berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran ) bertambah besar melawan turunnya Vo oleh arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap ( Sutrisno, 1986 : 172 ).
Emiter menjadi bagian bersama untai masyukan dan keluaran . Resistansi keluarannya adalah resistansi didalam penguat yang terlihat oleh beban , resistansi keluaran, diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan beban ) = ∞ . Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat (Thomas sri widodo, 2002: 61-62 ).
C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.  Signal generator
b.   Multimeter
c.    Osciloscop

2.      Bahan
a.       Resistor ( 3 kohm ,27 kohm,dan 200 kohm )
b.      Kapasitor ( 1 mikro F dan 2 mikro F )
c.      Transistor BC 548
d.         Power suply dc + 6 volt

D.    Cara kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan
2.      Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini :



 




            Gambar 5.1 Rangkaian penguat common emiter 
3.      Memakai R1 = 200 kohm ,R2 = 27 Kohm , R3 = 3 kohm  C1 = 1 mikro F dan C2 = 2 mikro F .
4.      Mengukur tegangan basis dan terminal kolektor transistor Q dengan menggunakan multimeter dc.
5.      Memasang signal generator pada Vi dengan gelombang sinus pada frekuensi 1 KHz dan dengan amplitudo 1 mV .
6.      Mengamati gelombang output dengan menggunakan osciloscop ,dan menghitung gain ( penguat )nya.
7.      Mengubah frekuensi masukan dalam kisaran audio .

E.     Hasil pengamatan

Vi ( grafik tegangan masukan )
Vo( grafik tegangan keluaran )
Description: Ccklikg119





Description: D:\eldas\Ccklikg119.jpg

F.     Pembahasan
Pada praktikum ini membahas bagaimana cara kerja rangkaian penguat common emiter yang menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat, transistor di gunakan untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk “memaksa” arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Emitter (CE), Common-Base (CB), dan Common-Collector (CC).
Setelah merangkai alat berdasarkan buku panduan selanjutnya rangkaian dihubungkan ke signal generator dan osciloscop. Signal generator berfungsi sebagai pemroses sinyal masukan yang kemudian akan diubah menjadi tegangan keluaran yang berbentuk grafik gelombang yang berbeda . Grafik tegangan masukan yang kita berikaan berupa gelombang sinusoida. Setelah pengkaibrasian dilakukan dan pengaturan pada osciloscop dan signal generator didapat grafik tegangan keluaran berupa grafik gelombang sinusoida yang memiliki beda fase 180 derajat yang menghasikan gambar  gelombang yang terbalik dari gelombang sinusoida . Ini menunjukkan bahwa rangkaian common emiter ini berfungsi sebagai penguat.  Penguat emiter mempunyai titik kerja yang stabil. Pada tegangan emiter ini tidak terdapat tegangan emtter AC  karna pengaruh dari penggunaan kapasitor bypass . Jika kapasitor bypass terhubung  terbuka , akan terdapat tegangan antara emitter dan ground . Gejala ini akan segera dapat diidentifikasi sebagai kapasitor yang terhubung terbuka. Jika tegangan keluaran turun oleh pertambahan  arus beban , maka VBE ( tegangan basis – emiter  ) bertambah dan arus beban bertambah beasr pula , sehingga titik q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban , dan VEC( tegangan emiter – colector) berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran ) bertambah besar melawan turunnya Vo oleh arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap. Emiter menjadi bagian bersama untai masyukan dan keluaran . Resistansi keluarannya adalah resistansi didalam penguat yang terlihat oleh beban , resistansi keluaran, diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan beban ) = ∞ . Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat dan akan dihasilkan penguat emiter yang membuat grafik tegangan keluaran yang berbentuk gelombang sinusoida yang terbalik dengan gelombang sinusoida masukan.

G.    Penutup
1.      kesimpulan  
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian penguat common emiter , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.       Pada grafik tegangan masukan yang berupa gelombang sinusoida, dihasilkan  grafik tegangan keluaran berupa gelombang sinusoida yang tebalik 180 derajad .
b.      Jika kapasitor bypass terhubung  terbuka , akan terdapat tegangan antara emitter dan ground.
c.       Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat yang menghasilkan penguat emiter .

2.     Saran
a.       Pengertian dari coo. asst. mengenai asistensi pembuatan laporan yang baik sangat kami harapkan .
b.      Walaupun terdapat banyak alat yang rusak namun kehangatan bimbingan dari coo. asst. sangat kami ridukan .















DAFTAR PUSTAKA

Sri widodo, thomas .2002. Elektronika Dasar .Jakarta :Salemba Teknika.
Sutrisno.1986.Elektronika Teori dan Penerapannya.Bandung:ITB.
Malvino.2003.Prinsip-Prinsip Elektronika .Jakarta: Salemba Teknika.
http://Wikipedia.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.
http://Scrib.blogspot.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.
http://Loveheart.blogspot.org// di akses pada tanggal  10 Januari 2011.

RANGKAIAN DIODE


1.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM
      1.1       Tujuan     : Memahami penggunaan hukunm ohm pada rangkaian resistor, dan mampu menganalisis penggunaan hukum Ohm pada rangkaian resistor. 
      1.2       Waktu      :  Rabu, 8 Desember 2010
      1.3       Tempat     :  Laboraturium Fisika, FKIP Universitas Mataram
2.   LANDASAN TEORI

 Diode dalam  keadaan   terbuka ( tidak bekerja ) , baik jika diberikan voltase forward bias maupun jika diberi voltase reverse bias. Apabila tegangan tersebut belum melebihi potensial barriernya ( tegangan tembus = Vd ). Jika diode dalam hal ini masih merupakan isolator sehingga diode dapat dianggap sebagai kapasitor yang depletion layernya masih merupakan isolator antara kedua konduktor yang terdiri atas material tipe P dan tipe N-nya. Sewaktu pemberian tegangan pada keadaan reverse bias yang makin besar atau anoda makin negative terhadap katode dari diode itu, depletion layernya makin tebal atau melebar sehingga kapasitansinya makin kecil. Dengan demikian, diode itu merupakan sebuah kapasitor yang kapasitansinya berubah besarnya akibat pemberian tegangan (Depari, 2002:126).
Gambar dibawah ini, menunjukkan sebuah rangkaian dioda. Dalam rangkaian tersebut dioda diberi bias maju. Untuk mengetahui apakah suatu rangkaian dioda itu diberi bias maju atau tidak pada rangkaian yang lebih rumit, maka kita dapat menggunakan teorema Thevenin untuk menentukan apakah dioda diberi bias maju atau tidak. Sebagai contoh, andaikan kita telah merubah rangkaian rumit dangan teorema Thevenin maka dapat kita lihat dengan jelas apakah rangkain yang telah kita ubah tersebut diberikan bias maju atau tidak (Malvino, 2003 : 180).
               Diode berbentuk seakan-akan seperti perintang. Tetapi diode merupakan komponen aktif dan memiliki kutub positif dan negatif. Penyambungan kaki yang salah menyebabkan litar tidak berfungsi. Ini kerana diode berfungsi sebagai penerus voltan yang hanya membenarkan pengaliran arus pada satu arah saja. Terdapat dua jenis diod iaitu diod kuasa dan diod isyarat. Diode kuasa biasa digunakan bagi litar bekalan kuasa yang melibatkan penggunaan arus sederhana tinggi. Diode isyarat biasa digunakan untuk litar berfrekuensi dan penggunaan arusnya yang rendah dari diode kuasa. Tidak seperti diode zener, penyambungannya adalah terbalik pada kaki positif dan negatifnya (Kanginan, 2006:95).

3.   ALAT DAN BAHAN
      3.1       Alat
                  a. Catu daya variabel (1x)
                  b. Multimeter (2x)
                  c. papan roti

      3.2       Bahan
                  a. Resistor (1000, 200, 10)
                  b. Jamper
                  c. Kabel Penghubung

4.   LANGKAH KERJA
      4.1    Langkah Kerja Hukum Ohm
               a.   Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini :
      b.   Menghitung tegangan menggunakan multimeter dengan mengubah tegangan pada catu daya (2V, 4V, 6V, 10V, 20V)
               c.                  Menulis hasil perhitumgan pada hasil percobaan
            d.   Menghitung arus dengan menggunakan multimeter dengan mengubah tegangan pada catu daya (2V, 4V, 6V, 10V, 20V)
            e.                  Menulis hasil perhitungan pada tabel hasil percobaan.
4.2      Rangkaian Pembagi Tegangan
            a.   Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini :
            b.   Menghitung teganan keluaran ( )menggunakan multimeter dengan mengganti-ganti nilai Resistor 3 () (1000, 200, 10) dengan nilai teganagn masukan tetap yaitu 12V
           c.   Menulis hasil perhitungan pada tabel hasil percobaan.